Hari ke-39. Ujian Kemampuan Bahasa Jepang dan listrik rumah Hari per bulan

Halo semua, apa kabarnya? selama 3 bulan ini saya adakan pelatihan bahasa Jepang gratis di kampus. Pelatihan ini ada setiap hari Kamis dan Jumat, dari jam 15:00 sampai jam 16:30 sore. Orang-orang yang ikut pelatihan ini mau belajar bahasa Jepang untuk ikut ujian kemampuan bahasa Jepang yang diadakan hari minggu, tanggal 2 Desember 2018 lalu. Saya adakan pelatihan ini secara gratis, karena saya mau banyak orang Indonesia yang lulus ujian kemampuan bahasa Jepang yang susah sekali. Waktu saya buka pendaftaran untuk pelatihan ini, ada banyak orang yang daftar, mungkin ada lebih dari 70 orang, tapi saya tidak bisa terima semuanya. Saya hanya bisa terima 40 orang saja. 40 orang ini saya bagi jadi 2 kelas. Waktu mengajar, saya dibantu oleh mahasiswa yang pintar. Jadi saya mengajar 1 kelas dia juga 1 kelas. Pertamanya, semua peserta datang, tapi lama-lama jumlah peserta yang datang berkurang, sayang sekali ya. Ujian kemampuan bahasa Jepang diadakan setiap bulan Juli dan Desember setiap tahun. Mungkin saya pernah cerita tentang ujian ya. Kali ini saya jadi ketua pengawas untuk ujian N1. Ujian N1 adalah ujian yang paling susah. Peserta yang ikut ujian ini juga tidak sebanyak level yang lain. Kali ini ujian level N1 ada 14 kelas. Setiap kelas ada 25 orang. Suasana di kelas level N1 beda dengan suasana di ujian level yang lain. Semua terlihat tegang. Saya datang kepagian. Jadi belum ada siapa-siapa di posko. Setelah semua pengawas datang, saya jelaskan sedikit tentang prosedur pengawasan lalu ujian dimulai. Waktu itu, ada peserta yang datang terlambat di ujian pendengaran, jadi dia tidak bisa masuk ke dalam ruangan untuk ikut ujian. Dia menangis di depan saya. Saya sudah jelaskan ke dia bahwa kalau ujian sudah mulai, peserta tidak boleh masuk ke dalam kelas. Saya mengerti perasaan peserta ini, tapi apa boleh buat. Oh ya, setiap bulan saya beli token listrik. Token ini bisa dibeli lewat mini market, toko belanja online, atau aplikasi mobile banking. Kalau saya selalu beli lewat aplikasi mobile banking BNI. Setiap bulan saya beli token Rp. 500.000. Dengan uang itu, saya dapat listrik sekitar 35.000 Kwh. Dengan 35.000 Kwh keluarga saya bisa pakai listrik selama 1 bulan, tapi biasanya tidak habis semua. Setiap bulan selalu ada sisa sekitar 4.000 – 5.000 Kwh. Itu berarti saya dan keluarga pakai listrik kira-kira Rp. 1.000 Kwh per hari. 5 tahun lalu saya juga tinggal di Jakarta, tapi biaya listriknya tidak mahal seperti sekarang. Dulu rumah saya kecil sekali dan barang-barang elektronik di rumah juga sedikit. Sekarang anak-anak saya sudah besar dan mereka juga pakai barang elektronik, jadi biaya listriknya juga naik ya.