入門者向け基礎から始める3か月学習プログラム

寓話でインドネシア語 Vol.5 Kisah Ayam dan Kera (鶏とサルの物語)

まずは動画を一度見て、大体の内容を確認しましょう。分からない単語は放置で良いです。その後に音声を流しながら文字お越しの文章を追います。分からない単語がチェックできた時点で、もう一度動画を観る⇒音声を流す作業をしてください。最後に音声を流して情景やストーリーをイメージできるようになるまで何度も繰り返しましょう。音声だけを聞いて分からない単語や表現がなくなったら次の動画を観ましょう。

文字起こし

Rubah dan Domba

Hari ini saya akan bercerita tentang seekor domba.

Namanya Neli. Ia sangat menyenangkan dan juga cantik. Semua suka dia.

Gajah, kuda, anjing, burung, semua suka padanya.

Suatu haru orang tua Neli harus pergi dari desa untuk bekerja, tapi Neli tak mau ikut mereka. Ibunya berkata, “Neli, kau masih kecil. Kau akan tersesat kalau main jauh-jauh, dan rubah akan menangkapmu.”

Kata Neli, “Jangan kuatir, Bu. Semua temanku ada di sini.”

Ia tidak menuruti orang tuanya.

Jadi ibunya minta teman-temannya menjaga Neli.

Dan ia minta Neli tidak pergi jauh dari rumah sendirian.

Semua teman sibuk dengan urusan masing-masing.

Neli pergi terlalu jauh. Dia menikmati rumput yang sangat lezat. Ia tidak sadar ke mana ia pergi.

Tiba-tiba rubah datang dan ia melihat Neli. Ia tergoda akan kelezatan domba kecil itu.

“Hari ini aku akan makan domba. Hahaha.” Rubah amat senang.

“Tapi kalau kubunuh dia sekarang, semua temannya akan datang. Lantas aku harus bagaimana?”

Rubah mulai bicara dengan Neli. Berpura-pura menjadi teman baik dari Neli.

Lalu ia berkata, “Kau sudah pergi jauh. Apa kau tidak takut?”

Neli menjawab, “Oh iya, aku tidak sadar sudah pergi jauh dari rumah. Kata ibuku…”

“Apa kata ibumu?”

“Ibu berpesan, jangan pergi jauh sendirian, karena rubah akan memangsamu.”

“Itu pesan ibumu? Tapi kau tak menurutinya, kan?

Oh… jangan kuatir, rumahku tak jauh dari sini. Mari, kau bisa duduk di punggungku.

Kita pergi ke rumahku.”

“Baik.” Neli duduk di punggung si Rubah. Lalu mereka berjalan ke rumah si Rubah.

“Lihat! Itu rumahku. Kau masuk dan istirahatlah. Aku akan membawakanmu makanan.”

“Astaga! Ini rumahmu? Wah… kotor sekali! Mengapa tak dibersihkan?”

“Kau mau? Mumpung di sini, kau bersihkan saja.”

“Baik, aku bersihkan. Tolong bawakan aku makanan.” kata Neli.dan ia mulai membersihkan rumah.

Saat bekerja ia menemukan sepotong kulit domba.

Neli ketakutan. “Oh, tidak… bagaimana kalau makhluk itu rubah?

Seharusnya aku menuruti nasihat ibu…” Ia mulai menangis.

Tiba-tiba ia mendengar siulan burung.

Saat ia melihat keluar jendela, ia baru tahu itu kawannya si Burung Gereja. Burung memberitahu Neli,

“Jangan menangis. Kini kau tahu dia itu rubah. Kami pasti akan menolongmu,

Neli. Ia takkan membunuhmu semudah itu.

Kau teruslah bicara padanya seperti sebelumnya.

Teman kita, Pak Nuri, sedang memanggil semua datang untuk menolongmu.

Tiba-tiba ia berhenti bicara, karena si Rubah sudah kembali.

Begitu si Rubah tiba, ia berkata,

“Aku telah membawa banyak makanan untukmu.

Makanlah ini dulu. Aku ada urusan di hutan. Jadi aku akan segera kembali.”

“Tapi kupikir kau akan mengantarku pulang…”

“Orang tuamu tak di rumah. Kau boleh menginap di sini dulu.

Tunggu aku pulang. Kita nanti makan malam, ya.”

“Baik.”

Si Rubah pergi. Tapi ia telah mengunci pintu. Kini Neli panik. Ia mulai menangis.

“Satu-satunya yang ia inginkan untuk makan malam nanti, itu adalah aku…”

Tiba-tiba si Burung Gereja bersiul. Semua teman Neli datang.

Si Gajah datang dan ia mendobrak pintu dengan belalainya.

Setelah Neli keluar dan ia bisa mendengar Pak Kuda dan Pak Anjing pula.

“Bisa kita pulang sekarang?” tanya Neli.

Yang lain menjawab, “Tidak! Jangan pulang dulu! Sebelum itu, kita harus memberi pelajaran pada si Rubah itu.”

Lalu semua berkumpul dan membuat rencana untuk mengerjai si Rubah. Apa kau tahu rencana apa itu?

Mereka meletakkan domba di puncak atap.

Kucing duduk di pintu depan dan anjing di pintu belakang.

Pak Kuda berjaga di depan pintu. Pak Gajah berjaga dekat hutan.

Hari sudah malam. Semua berdiri di tempat masing-masing.

Dan kira-kira tengah malam, si Rubah pulang. Rubah amat lapar.

Ia berniat melahap Neli. Saat membuka pintu, ia melihat rumah gelap gulita.

Ada gelondongan kayu di pintu yang hampir jatuh.

Lalu si Rubah berseru, “Neli! Di mana kau? Mengapa kau tidak menyalakan lampu?”

Tapi Pak Gajah menjaga Neli tetap di atap.

Lalu Neli menjawab, “Aku di atas sini! Lihat! Aku takut rubah, jadi aku ke atap!”

“Kau tidak perlu takut. Aku pulang. Turunlah sekarang.”

Neli menjawab, “Tidak!”

“Turunlah! Mengapa kau bertingkah seperti anak kecil? Baiklah… baiklah… aku yang ke atas” Rubah baru akan loncat ke atap saat kucing menyerangnya.

“Meong meong”

Rubah ketakutan dan ia lari ke pintu belakang. Di pintu belakang itu ternyata dijaga Pak Anjing.

“Guk guk guk guk guk guk guk”

“Meong meong”

Si Rubah diserang dari semua arah. Ketakutan, ia membuka pintu dan lari ke luar.

Begitu ia keluar, Pak Kuda juga siap.

Ia menendang rubah keras-keras, hingga kakinya patah. Ia menangis kesakitan dan mulai lari ke arah hutan.

Tapi hutan dijaga oleh Pak Gajah.

Ia mengangkat si Rubah dan membantingnya keras di batu hingga tidak bisa bangun lagi.

Lalu Neli duduk di belalai gajah dan semua kembali ke rumahnya dengan senang.

Kata Gajah, “Untunglah burung gereja dan nuri melihatmu. Kalau tidak kami tak bisa beri rubah itu pelajaran.”

Jadi apa hikmah dari cerita ini? Sahabat harus saling peduli dan tolong-menolong.

日本語訳はこちら▼

ここから先はJLC会員限定公開となります。

ご覧いただくにはパスワードが必要です。パスワードはJLC限定FBグループの今月のzoomパスワードと同様です。会員の方はJLCのFBグループをご確認ください。

コメントを残す

メールアドレスが公開されることはありません。 が付いている欄は必須項目です

このサイトはスパムを低減するために Akismet を使っています。コメントデータの処理方法の詳細はこちらをご覧ください

\もっとインドネシアを知りたいひとはこちら/

メルマガやSNSでは、インドネシア語学習に役立つ最新情報やコンテンツをお届け!是非チェックしてみてくださいね。