入門者向け基礎から始める3か月学習プログラム

寓話でインドネシア語 Vol.11 Bawang Merah dan Bawang Putih ke1(赤らっきょとニンニク「前編」)

まずは動画を一度見て、大体の内容を確認しましょう。分からない単語は放置で良いです。その後に音声を流しながら文字お越しの文章を追います。分からない単語がチェックできた時点で、もう一度動画を観る⇒音声を流す作業をしてください。最後に音声を流して情景やストーリーをイメージできるようになるまで何度も繰り返しましょう。音声だけを聞いて分からない単語や表現がなくなったら次の動画を観ましょう。

文字起こし

Bawang Merah dan Bawang Putih

Pada zaman dahulu kala, di sebuah desa yang subur, tinggallah seorang pedagang kaya bersama anak perempuannya yang bernama Bawang Putih.

Istri pedagang ini sudah lama meninggal dunia.

Si Pedagang sangat sayang kepada Bawang Putih, sebab dia seorang gadis penurut dan baik hatinya.

Suatu hari setelah si Pedagang pulang dari bepergian, dia membawa seorang ibu dengan anak gadisnya.

Si Saudagar hendak menikahi ibu ini.

Maka Bawang Putih pun memiliki ibu tiri dan kakak tiri yang bernama Bawang Merah.

Saat ayahnya pergi berdagang, maka ibu tiri dan Bawang Merah akan menyuruh-nyuruh Bawang Putih, layaknya seorang pembantu.

Bawang Putih melakukan semua pekerjaan yang disuruh ibu tirinya, dari membersihkan rumah, memasak, mencuci baju, atau mencari kayu bakar.

Jika pekerjaan Bawang Putih tidak beres, ibu tirinya akan menghukumnya dengan tidak memberinya makan.

Setiap pagi akan terdengar teriakan ibu tiri dan Bawang Merah bergamtian.

“Hei, Bawang Putih! Cuci bajuku!”

Belum selesai mencuci baju, Bawang Putih sudah dipanggil ibu tirinya.

“Bawang Putih! Siapkan sarapan! Kami sudah lapar!”

“B..baik, Bu…”

Karena Bawang Putih sering bekerja dan dihukum, tubuh Bawang Putih jadi kian kurus.

Suatu hari ayah Bawang Putih pulang ke rumah dan jatuh sakit.

Sakitnya sangat parah, Bawang Putih sangat sedih karenanya.

Dia tidak pernah meninggalkan ayahnya sendiri.

Namun apa daya, Tuhan berkata lain, ayah Bawang Putih pun meninggal dunia.

“Huhuhu… Ayah… jangan tinggalkann Bawang Putih… Ayah…” Bawang Putih menangis sedih.

Ibu tiri dan Bawang Merah justru kegirangan, karena rumah dan harta ayah Bawang Putih menjadi milik mereka.

“Hahaha… Lihat, Bawang Merah… akhirnya dia meninggal juga! Hahaha…”

“Iya, Bu! Kita akan kaya! Hahaha…”

Kehidupan Bawang Putih menjadi semakin sengsara.

Setelah ayahnya meninggal, tidak ada lagi ayah yang menyayanginya dan menghiburnya.

Ibu tiri dan Bawang Merah semakin menyiksanya.

Bawang Putih mencoba terus bersabar, meski kadang-kadang dia sering menangis di malam hari.

“Ya Tuhan… tolonglah aku… Kenapa mereka selalu jahat kepadaku.,, hiks… hiks…”

Suatu hari, Bawang Putih pergi ke sungai hendak mencuci baju.

Dia masih mengantuk dan lapar, tubuhnya lemas.

Saat mencuci, Bawang Putih tidak sadar jika selendang kesayangan ibu tirinya hanyut.

Ketika Bawang Putih memasukkan cucian ke dalam keranjang, dia terkejut, karena selendang ibu tirinya tidak ada.

“Hah! Selendang kesayangan ibu tidak ada! Jangan-jangan hanyut di sungai. Duh… bagaimana ini?

Aku tidak berani pulang. Ibu pasti akan memukulku habis-habisan.”

Akhirnya, Bawang Putih pun pergi menyusuri sungai untuk mencari selendang ibu tirinya.

Di tengah jalan, dia bertemu dengan seorang petani yang sedang memandikan sapinya.

“Paman, apakah paman melihat selendang berwarna merah hanyut di sungai?”

Petani itu mengangguk dan menjawab, “Selendang merah? Hmm… oh iya, paman melihatnya.

Sepertinya selendang itu diambil nenek tua yang sedang mencuci pakaian tadi. Rumah nenek tua itu ada di atas gunung.”

Bawang Putih pun segera pergi menaiki gunung.

Di sana, dia menemukan sebuah rumah kayu.

Bawang Putih mengetuk pintu rumah itu.

“Permisi, Nek! Apakah nenek menemukan selendang merah milik ibuku?”

Kemudian nenek tua keluar dari dalam rumah dan menyapa Bawang Putih.

“Eh… ada cucu datang… Ayo, masuk. Siapa namamu, Cu?”

“Aku, Bawang Putih, Nek.”

Nenek tua itu akan memberikan selendang merah dengan satu syarat, Bawang Putih harus membantunya terlebih dahulu.

Bawang Putih bersedia.

Selama seharian Bawang Putih membantu si Nenek memasak, mencari kayu bakar, membersihkan rumah, dan mencuci baju.

Bagi Bawang Putih semua pekerjaan itu tidak berat.

Sebab dia sudah terbiasa melakukannya.

Tiba lah waktunya bagi Bawang Putih untuk pamit pulang.

Si Nenek memberikan selendang itu padanya.

“Bawang Putih, ini seledang merah yang kamu cari. Oh iya, aku ingin memberikan hadiah.

覚えたい重要単語

  • Subur: 豊かな
  • Pedagang: 商人
  • Istri: 妻
  • Meninggal dunia: 亡くなった
  • Sayang: 愛おしい
  • Sebab: (~が原因で)
  • Penurut: 素直
  • Bepergian: 旅する
  • Ibu tiri: 継母
  • Kakak tiri: 継姉
  • Menyuruh-nyuruh: 命令する
  • Layaknya: まるで
  • Pembantu: 手伝いさん
  • Kayu bakar: 薪
  • Beres: 完了
  • Menghukumnya: 罰する (原型:hukum: 法律)
  • Teriakan: 叫び
  • Bergantian: 交互に
  • Kian: ますます
  • Jatuh sakit: 病気になった
  • Parah: 悪化する
  • Namun apa daya: しかし、どうしょうもなく
  • Kegirangan: 喜んでいる
  • Sengsara: 悲惨な
  • Selendang: 領巾
  • Kesayangan: 大好きな
  • Keranjang: かご
  • Hanyut: 流された
  • Menyusuri sungai: 川を下る
  • Nenek tua: おばあちゃん
  • Cucu: 孫
  • Syarat: 条件
  • Terbiasa: 慣れた
  • Pamit: さようならをする

日本語訳付き

ここから先はJLC会員限定公開となります。

ご覧いただくにはパスワードが必要です。パスワードはJLC限定FBグループの今月のzoomパスワードと同様です。会員の方はJLCのFBグループをご確認ください。

コメントを残す

メールアドレスが公開されることはありません。 が付いている欄は必須項目です

このサイトはスパムを低減するために Akismet を使っています。コメントデータの処理方法の詳細はこちらをご覧ください

\もっとインドネシアを知りたいひとはこちら/

メルマガやSNSでは、インドネシア語学習に役立つ最新情報やコンテンツをお届け!是非チェックしてみてくださいね。