文字起こし
…Sebuah labu untukmu, karena kamu sudah membantuku. Pilih mana yang kamu suka.”
Di meja, sudah ada dua buah labu kecil dan besar.
Bawang Putih memilih labu kecil, karena dia merasa tidak akan sanggup membawa labu besar.
Sebab dia juga harus membawa keranjang penuh pakaian miliknya.
“Ngg… aku pilih yang kecil saja, Nek.”
“Baiklah… ambillah labu kecil itu. Tapi ingat, labu itu jangan kamu buka sebelum kamu sampai di rumah. Paham?”
“Baik, Nek. Aku akan menuruti semua perintah nenek.”
“Sesampainya di rumah, Bawang Putih dimarahi oleh ibu tiri dan Bawang Merah.
“Dari mana saja kau, Bawang Putih? Kau sudah berani melawan, ya? Hah!”
“Ampun, Bu! Ampuun! Aku… aku tadi…”
“Alah… cukup, Bawang Putih! Kami tidak butuh alasanmu!”
Mereka terus memukulinya.
Lalu mereka melihat labu yang dibawa Bawang Putih.
“Belah labu itu dan masaklah! Kami sudah sangat lapar karena menunggumu dari tadi!”
Kemudian Bawang Putih pun mengambil pisau dan membelah labu itu.
Alangkah terkejutnya, sebab isi labu itu penuh dengan perhiasan yang berkilauan dan mahal harganya.
“Ha…! Dari mana kau mendapatkan labu itu?”
Bawang Putih menceritakan semuanya.
“Haduh, Bawang Putih! Seharusnya kamu memilih labu besar! Isinya pasti lebih banyak! Huh! Dasar!”
Mendengar kata-kata Bawang Merah, si ibu tiri akhirnya mendapat ide.
“Hmm… sepertinya aku punya ide! Hahahaha.”
Keesokan harinya, ibu tiri dan Bawang Merah pergi ke sungai.
Mereka sengaja menghanyutkan selendang merah.
Diam-diam mereka mengikuti arah selendang itu hanyut.
Benar saja, selendang itu kembali dipungut oleh nenek tua itu.
Ibu tiri dan Bawang Merah segera mengikuti nenek tua yang berjalan naik gunung.
Di sepanjang perjalanan, Bawang Merah mengeluh karena tak biasa jalan jauh.
“Aduhh… aku capek sekali, Bu! Kita pulang saja, yuk…”
“Heh, Bawang Merah! Sabar… Sebentar lagi kita akan dapat perhiasan lebih banyak dari Bawang Putih!”
“Tapi aku capek, Bu…
“Ibu bilang, sabar…”
Sesampainya di rumah nenek tua, ibu tiri dan Bawang Merah mengetuk pintu.
Nenek tua menyambutnya dengan baik.
Kemudian ibu tiri dan Bawang Merah pura-pura sedih dan menanyakan soal selendang merah itu.
“Nenek yang baik hati, apakah nenek menemukan selendang merah milik ibuku?”
“Oh… iya. Kebetulan nenek temukan tadi di sungai.”
Seperti halnya dengan Bawang Putih, si nenek baru akan memberikan selendang itu jika mereka membantunya.
Dengan terpaksa, demi mendapatkan buah labu itu, mereka bekerja membantu nenek meski sambil mengeluh.
“Huh! Capek sekali… kalau bukan karena buah labu itu, aku tidak akan mau melakukan ini!”
“Iya… ibu sudah lelah… Huh! Semoga isi buah labunya nanti lebih banyak… Hahahaha.”
Akhirnya selesai sudah pekerjaan Bawang Merah dan ibu tiri di rumah nenek tua.
Kemudian mereka pamit.
Nenek tua itu kemudian memberikan selendang merah kepada Bawang Merah dan ibunya.
Di meja ada dua buah labu yang besar dan yang kecil.
“Coba pilihlah satu labu sebagai hadiah dariku.”
Dan tentu saja, ibu tiri dan Bawang Merah memilih labu yang besar.
“Aku pilih yang besar, dong, Nek!”
“Ah, iya! Yang besar saja!”
“Ingat… jangan kalian buka labu itu sebelum kalian sampai di rumah.”
“Iya, Nek… itu pasti! Kami pulang dulu, ya, Nek!”
Bawang Merah dan ibunya tidak menuruti anjuran si nenek.
Di tengah perjalanan, ibu tiri membelah labu besar itu.
Mereka sudah tidak sabar dengan perhiasan yang akan mereka dapatkan.
“Bu, ayo kita buka sekarang saja buah labu ini! Nenek tua kan tidak tahu…”
“Iya, ayo kita buka! Ibu juga penasaran!”
Namun alangkah terkejutnya mereka, sebab isi labu itu adalah binatang-binatang berbisa, seperti ular, kalajengking, laba-laba, dan kelabang.
Segera saja mereka digigit ular.
“Hah! Apa ini?! Huaah!!”
“Mana perhiasannya?! Kenapa isinya binatang-binatang ini?”
“Aw! Sakit…”
“Aw… Aaduh… ibu! Aduh…!”
“Ibu bagaimana ini? Aduh!”
“Aku juga digigit!”
“Aw… Aaduh…”
Karena mereka masih di tengah hutan, maka tidak ada yang menolong mereka.
Ibu tiri dan Bawang Merah pun mati keracunan bisa ular.
Keserakahan mereka membawa mereka dalam malapetaka.
Sementara itu Bawang Putih hidup bahagia.
Perhiasan pemberian nenek tua itu membuatnya kaya-raya.
Dia pun meneruskan usaha ayahnya dan menikmati buah kesabarannya sebagai anak yang berbakti.
覚えたい重要単語
- Labu: かぼちゃ
- Paham?: わかった?
- Dimarahi: 怒られた (原型:marah)
- Berani: 勇気を出す
- Melawan: 反撃する (原型:lawan)
- Ampun: 許して
- Alasan: 言い訳
- Belah: 割る
- Berkilauan: きらきらする (原型:kilau)
- Dasar!: まったく!
- Mengeluh: 文句を言う
- Terpaksa: せざるを得ない
- Anjuran: 提案
- Penasaran: 気になる
- Binatang berbisa: 有毒動物
- Ular: 蛇
- Kalajengking: サソリ
- Laba-laba: くも
- Kelabang: ムカデ
- Keracunan: 中毒
- Bisa ular: 蛇毒
日本語訳付き